ANIMASI


Kamis, 16 Mei 2013

KULTUR JARINGAN TANAMAN JATI



KULTUR JARINGAN TANAMAN JATI

Jati (Tectona grandis) merupakan tanaman keras yang mempunyai daur hidup yang sangat panjang, sehinga pemanenan kayu baru dapat dilakukan di atas 40 tahun.  Namun dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pemuliaan tanaman dengan menggunakan bioteknologi tanaman, sekarang ini telah ditemukan jenis-jenis tanaman Jati Kultur Jaringan yang dapat dipanen lebih cepat (15 sampai 20 tahun) dengan mutu kayu dapat diterima di pasaran baik nasional maupun internasional.
SEAMEO BIOTROP sejak tahun 2000 memproduksi bibit tanaman jati dengan teknik kultur jaringan, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar bibit jati di Indonesia.

Persyaratan Tumbuh
Jati Kultur Jaringan tumbuh sangat baik di iklim tropis Indonesia, terutama di daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur.  Selain itu tanaman ini juga tumbuh di daerah yang memiliki musim kering yang nyata (3 - 5 bulan), curah hujan 1.500 - 2.000 mm/tahun dan temperatur 27 - 36oC.  Jati Kultur Jaringan dapat tumbuh baik pada dataran rendah sampai dataran tinggi sampai ketinggian 800 m dpl.  Tanah yang baik yaitu tanah aluvial dengan pH 4.5 - 7 dan yang terpenting tidak tergenang ai






Perbandingan Pertumbuhan Jati Kultur Jaringan dan Jati Konvensional
  • Pertumbuhan Jati Kultur Jaringan seragam.
  • Volume kayu yang dihasilkan kurang lebih 3 kali lebih besar dibandingkan Jati konvensional

Tahun
Pertumbuhan

Pohon Jati

Konvensional

Kultur Jaringan

5
Tinggi (m)
Diameter (cm)
4.0
3.5
16.0
27.5
10
Tinggi (m)
Diameter (cm)
6.0
8.0
17.0
34.0
15
Tinggi (m)
Diameter (cm)
12.0
17.0
20.0
40.0

Cara Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman
  1. Jarak tanam untuk sistem monokultur adalah 2 m x 2.5 m, sehingga populasi per hektar adalah 2000 tanaman.  Penjarangan dilakukan 2 kali, yaitu pertama dilakukan pada tahun ke 5 - 7 sebanyak 1000 pohon, sedangkan yang kedua dilakukan pada tahun ke 10 - 12 sebanyak 350 pohon.  Sedangkan jarak tanam untuk sistem tumpang sari adalah 3 m x 6 m (555 pohon/ha).
  2. Lubang tanaman dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm (p x l x d).  Pada 2 minggu sebelum tanam lubang diberi 2 kg pupuk kandang dan 100 gr dolomit.  Penanaman dilakukan dengan meletakkan bibit ditengah-tengah lubang tanam, kemudian ditimbun sampai dengan leher batang berada pada permukaan tanah.
  3. Pemupukan dilakukan pada saat penanaman, 3 bulan dan 6 bulan setelah penanaman, selanjutnya setiap enam bulan sekali hingga tahun ke-2.  Pemupukan dilakukan dengan memberikan 100 - 200 gram NPK per pohon.
  4. Kebersihan dari gulma seluas canopy harus dijaga dengan melakukan pendangiran 3 bulan dan 6 bulan setelah penanaman pada saat akan melakukan pemupukan.
  5. Pruning, pemangkasan tunas samping dilakukan sampai ketinggian 6 m dari permukaan tanah.








Analisa Hasil Panen Jati Kultur Jaringan (2000 pohon/ha)
Uraian
Pohon Jati

Th ke 5

Th ke 10

Th ke 15
  Panen (pohon)
1000
350
850
  Sisa (pohon)
1000
650
-
  Tinggi (m)
12
15
17
  Diameter (cm)
20
27
37
  Volume (m3)
300
238
949
  Harga Jual/m3 (Rp.)
500.000
1.000.000
1.500.000
  Pendapatan (Rp.)
150.000.000
238.000.000
1.423.500.000

Produksi Bibit Jati Kultur Jaringan

 
Laboratorium Kultur Jaringan, Services Laboratory SEAMEO BIOTROP telah dilengkapi peralatan laboratorium, rumah kaca, dan lahan pembibitan yang memadai untuk memproduksi bibit Jati dengan kapasitas produksi 50.000 - 100.000 bibit per bulan.
Daftar Pustaka :